BERITABANJARMASIN.COM - Bilungka batu atau sebagian masyarakat Banjar menyebutnya dengan bilungka masak, dengan tekstur buah yang lembut dan tidak terlalu manis sangat cocok untuk dijadikan takjil saat berbuka, biasa bisa dicampur dengan sirup, susu, dan es batu.
Di Kalimantan Selatan, bilungka batu bisa disebut buah musiman biasa ada di bulan suci Ramadhan, buah bilungka relatif mirip dengan buah mentimun, lonjong dan agak bulat, meskipun ukurannya jauh lebih besar.
Tofik salah satu penjual bilungka batu ini hanya berjualan saat bulan Ramadhan, karena buah yang satu ini hanya ada dan mudah didapatkan saat Ramadhan.
Ia biasa berjualan di pinggir jalan depan Pasar Ahad, Jalan A Yani, KM7. Buah yang didapatkan berasal dari Rantau, Kabupaten Tapin. Biasa Tofik mampu menjual sebanyak 50 biji per hari dengan harga per bijinya 20 sampai Rp25 ribu tergantung dari ukuran buah bilungka itu sendiri.
Untuk sekali antar dari Rantau biasanya sebanyak 150 biji dan akan habis hanya dalam dua sampai tiga hari. "Kadang kalo kada habis, dua tiga ku bariakan ke tetangga," ucapnya (fitri/sip)
Di Kalimantan Selatan, bilungka batu bisa disebut buah musiman biasa ada di bulan suci Ramadhan, buah bilungka relatif mirip dengan buah mentimun, lonjong dan agak bulat, meskipun ukurannya jauh lebih besar.
Tofik salah satu penjual bilungka batu ini hanya berjualan saat bulan Ramadhan, karena buah yang satu ini hanya ada dan mudah didapatkan saat Ramadhan.
Ia biasa berjualan di pinggir jalan depan Pasar Ahad, Jalan A Yani, KM7. Buah yang didapatkan berasal dari Rantau, Kabupaten Tapin. Biasa Tofik mampu menjual sebanyak 50 biji per hari dengan harga per bijinya 20 sampai Rp25 ribu tergantung dari ukuran buah bilungka itu sendiri.
Untuk sekali antar dari Rantau biasanya sebanyak 150 biji dan akan habis hanya dalam dua sampai tiga hari. "Kadang kalo kada habis, dua tiga ku bariakan ke tetangga," ucapnya (fitri/sip)
Posting Komentar